Minggu, 08 Desember 2013

sejarah goa pindul

Goa pindul terletaK di desa Bejiharjo, Gunung Kidul , Jogjakarta. Asal usul goa Pindul yaitu berawal dari kisah Ki Juru Mertani dan Ki Ageng Pemanahan yang diutus oleh Panembatan Senopati di Mataram untuk membunuh bayi dari Mangir Wonoboyo dan Mangiran, dimanan Mangir Wonoboyo adalah putri dari Panembatan Senopati itu sendiri. Dalam perjalanan kedua abdi tersebut membuat kesepakatan untuk tidak membunuh bayinya melainkan membawanya ke sebuah daerah yaitu bertempat di dusun Karangmojo. Kedua abdi tesebut berencana memandikan sang bayi, kemudian Ki Juru Mertani menaiki sebuah bukit disana dan dengan kesaktian yang dimilikinya tanah bukit yang diinjakknya pun runtuh dan terbentuklah lobang dengan aliran air di bawahnya.

Melihat itu semua maka dimandikanlah sang bayi di sungai tersebut, tak sadar saat dimandikan pipi sang bayi terbentur oleh sebuah batu yang ada di dalamnya (dalam bahasa jawa Kebendul). Atas peristiwa itu maka tempat tersebut dinamakan Gua Pindul. 


Namun dari kepercayaan masyarakat di desa Bejiharjo mempercayai ceritra Guo Pindul berawal dari pengembara Joko Singlulung yang mencari ayahnya. Setelah beberama lama melewati berbagai halangan dan rintangan maka bertemulah Joko Silulung dengan goa yang berada di desa Bejiharjo. Kemudian masuklah ia kedalam goa tersebut , tidak sadar saat masuk kedalam goa itu pipi Joko Singlulung terbentur (Jawa Kebendul) oleh sebuah batu besar. Dan pada akhirnya untuk mengenang peristiwa itu, maka gua tersebut dinamakan Gua Pindul (Pi = pipi , Ndul = Kebendul).

Wisata Gua Pindul
Menyusuri sungai menggunakan perahu karet merupakan hal yang biasa, namun jika sungai itu mengalir di dalam gua yang gelap dan sunyi tentu saja akan menjadi petualangan yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Gua Pindul, salah satu gua yang merupakan rangkaian dari 7 gua dengan aliran sungai bawah tanah yang ada di Desa Bejiharjo, Karangmojo, sensasi petualangan tersebut akan kita dapatkan disana. Selama kurang lebih 45 - 60 menit wisatawan akan diajak menyusuri sungai di gelapnya perut bumi sepanjang 350 m menggunakan ban pelampung. Petualangan yang memadukan aktivitas body rafting dan caving ini dikenal dengan istilah cave tubing.

Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan cave tubing di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest, serta head lamp yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola kawasan wisata Gua Pindul. Aliran sungai yang sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk cave tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua.
Kita akan diajak oleh pemandu wisata untuk melewati dan menelusuri Gua Pindul sambil diceritakan asal-usul terbentuknya / terjadinya Gua Pindul (seperti pada artikel diatas). Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul, pemandu pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah. Sebuah pilar raksasa yang terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Terdapat bentukan batu yang dipercayai dapat menambah kekuatan pria jika kita melewati dan menyentuhnya. Tak lama dari situ giliran untuk para wanita, dimana kita bertemu dengan tetesan yang dipercayai dapat membuat awat muda apabila wajah yang cantik terkena tetesan tersebut. Di beberapa bagian atap gua juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua. Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat berenang atau terjun dari ketinggian. ketika team Kurnia Tour masih menikmati indahnya ornamen gua di sela bunyi kepak kelelawar dan kecipak air, mendadak pengarungan sudah sampai di mulut keluar gua. Bendungan Banyumoto yang dibangun sejak jaman Belanda dengan latar belakang perbukitan karst pun menyambut.